Teori Atom SWF

Minggu, 14 April 2013

Reaksi-Reaksi Kimia


Reaksi – Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru. Reaksi kimia dituliskan dengan menggunakan lambang unsur.Ciri-ciri terjadinya reaksi-reaksi kimia:
a.       Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna
b.      Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan  
c.       Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Suhu
d.      Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Gas  
Beberapa jenis reaksi kimia
1.      Reaksi pembakaran
Reaksi pembakaran adalah jenis reaksi kimia dimana suatu senyawa bersama – sama dengan oksigen saling bereaksi sehingga terjadi pembentukan senyawa baru yang terdiri dari oksigen tersebut. Ciri khas utama reaksi ini adalah peran oksigen yang cukup besar.
2.      Reaksi penggabungan
Reaksi penggabungan adalah jenis reaksi kimia yang terjadi pembentukan zat baru yang terdiri dari zat – zat pembentuk zat tersebut. Reaksi penggabungan disebut juga dengan reaksi pembentukkan. Konsep utama dari reaksi adalah zat baru yang terbentuk haruslah berasal dari reaksi antar zat tersebut.
3.      Reaksi penguraian
Reaksi penguraian adalah reaksi kimia yang terjadi dimana zat-zat yang lebih besar dan kompleks diuraikan kembali menjadi za-zat penysunnya. Bila di perhatikan, jenis reaksi kimia ini merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan atau pembentukkan. Seperti halnya pada reaksi pembentukkan zat-zat yang terbentuk dari reaksi penguraian juga harus terbentuk mejadi zat-zat yang stabil dari unsure pembentuknya.
4.      Reaksi Metatetis
Reaksi Metatetis merupakan reaksi pertukaran dua buah ion pembentuk  rutan elektolit dari garam tertentu. Reaksi bisa terjadi bila salah satu pereaksi atau hasil reaksi yang di harapkan memiliki kelarutan yang rendah di dalam air (pelarut). Dengan kata lain reaksi ini bisa terjadi apabila terdapoat endapan sebagai hasil akhir dari reaksi.
5.      Reaksi asam – basa
Asam basa merupakan salah satu sifat zat baik yang berbentuk larutan maupun non pelarut. Dalam industry besar atau home industry banyak proses – proses produksinya atau kualitas produksinya sangat bergantung pada tingkat keasaman atau kebasaan mediumnya misalnya pada pembuatan tahu, kualitas pembentukan tahu ( proses pengendapan ) ditentukan keasaman larutan medianya.
Didalam tubuh kita terdapat system yang sangat rumit yang secara ketat dikendalikan oleh keasaman darah ada devisiasi sedikit saja tingkat keasaman darah dapat mengakibatkan fatal bahkan kematian, sebab darah menjadi malfungsi akibat tidak dapat mengikat oksigen hasil pernapasan.
a.       Teori asam basa Arrhenius
Arrhenius mengemukakan suatu teori dalam disertainya ( 1883 ) yaitu bahwa senyawa ionik dalam larutan akan terdissosiasi menjadi ion – ion penyusunnya.menerut Arrhenius asam adalah zat atau senyawa yang dapat mengahasilkan H+ dalam air, sedangkan basa adalah zat atau senyawa yang dapat menghasilkan OH- dalam air.
b.      Teori asam basa bronsted – lowry
Pada tahun 1923, Johannes bronsted ( Denmark ) dan Thomas lowry ( inggris ) mempublikasikan tulisan yang mirip satu sama lain secara terpisah. Pendekatan teori asam basa bronsted lowry tidak terbatas hanya pada larutan berair, tetapi mencakup semua system yang mengandung proton ( H+ ), menurut bronsted lowry asam adalah zat atau senyawa yang dapat mendonorkan proton ( H+ ) bisa berupa kation atau molekul netral, sedangkan basa adalah zat atau senyawa yang dapat menerima proton  ( H+ ) bisa berupa anion atau molekul netral.

c.       Teori asam basa lewis
Pada tahun 1923 lewis mengemukakan teori asam basa dalam buku thermodynamics and the free energy of chemical substans,menurut lewis asam adalah zat atau senyawa yang dapat menerima pasangan electron bebas dari zat atau senyawa lain untuk membentuk ikatan baru, sedangakan basa adalah zat atau senyawa yang dapat mendonorkan pasangan electron bebas dari zat atau senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
Dari berbagai jenis reaksi tersebut maka akan menyebabkan berbagai gejala reaksi kimia. Dampak kehidupan sehari – hari banyak peristiwa perubahan materi yang dapat kita amati yang menunjukan terjadinya reaksi kimia. Sabagai contoh kertas dibakar, pagar besi lambat laun akan berkarat, cuka yang dicampurkan dengan soda kue akan menghasilkan buih, apel yang baru dikupas dibiarkan pada udara yang terbuka lama – kelamaan akan menjadi coklat, pada peristiwa diatas terjadi gejala perubahan warna, timbulnya gas, gejala ini menunjukan reaksi kimia sudah terjadi.
Perubahan materi meliputi perubahan kimia dan perubahan fisika. Perubahan kimia atau  reaksi kimia menggambarkan perubahan materi menjadi sesuatu yang berbeda dari materi semula. Ciri – ciri reaksi kimia adalah terbentuknya endapan , gas, perubahan suhu, dan perubahan warna. Untuk menyatakan perubahan yang terjadi digunakan persamaan reaksi.
Symbol – symbol yang menyatakan suatu reaksi disebut dengan persamaan reaksi kimia. Didalam persamaan reaksi kimia rumus – rumus pereaksi diletakkan di sebelah kiri dan hasil reaksi di letakkan disebelah kanan. Antara dua reaksi dihubungkan oleh tanda kesamaan ( == ) atau tanda panah ( è ). Dalam penulisan reaksi kimia memuat hal – hal berikut :
·         Zat – zat yang bereaksi ( reaktan atau pereaksi ditulis di sebelah kiri tanda panah
·         Tanda ( + ) menyatakan kata bereaksi
·         Tanda   è  menyatakan kata mengahasilkan
·         Zat – zat hasil reaksi ( produk ) ditulis sebelah kanan tanda panah
·         Wujud zat ditulis dibelakang rumus kimia zat, ditulis dengan huruf kecil, dan diberi tanda kurung symbol wujud zat sebagai berikut :
- padat ( solid ) = s
- cair ( liquit ) = l
- gas ( gas ) = g
- larutan ( aqueus ) = aq
·         Koefisien yaitu bilangan bulat yang ditulis didepan rumus kimia zat, digunakan untuk menyetarakan jumlah atom atau pereaksi dan hasil reaksi. Koefisien yangbernilai satu biasanya tidak ditulis
·         Indeks pada rumus kimia tidak boleh diubah yang dapat diubah hanyalah koefisiennya.
John Dalton dalam teori atomnya menjelaskan bahwa atom – atom dapat bergabung secara kimia membentuk molekul, dan molekul dapat diuraikan menjadi atom – atomnya kembali. Dengan demikian, reaksi kimia merupakan penataan ulang atom – atom. Tidak ada atom yang hilang atau tercipta. Oleh karena itu jumlah atom – atom sebelum reaksi  ( pereaksi ) dan jumlah atom setelah reaksi ( hasil reaksi ) harus setara.penyetaraan reaksi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:
·         Metode coba – coba
·         Metode aljabar
·         Metode reaksi oksidasi dan reduksi ( redoks )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar