Air tesusun oleh molekul-molekul triatomik sederhana
(H2O), tetapi tingkahlaku air sangat kompleks dan beberapa hal agak
unik. Sifat unik air muncul etrutama dari struktur molekuler dan resultante
gaya-gaya intermolekulernya. Atom oksigen dalam molekul air dilukiskan
membentuk orbital hibrida terluar sp3, dengan dua pasang electron
non-ikatan. Teori VSEPR mengklasifikasikan air sebagai molekul tipe AB2E2.
Oleh karena itu,bangun molekul air berbentuk V dengan sudut ikatan
H-O-H = 104,5o, lebih kecil daripada sudut tetrahedron regular (109o47’) oleh karena
tolakan yang lebih kuat dari dua pasang elektron non-ikatan tersebut.
Bentuk molekul dengan dua pasang elektron mandiri yang demikian ini
mengakibatkan air bersifat polar yang sangat kuat( = 1,85 D) hingga menghasilkan gaya dipol-dipol
yang sangat kuat pula.
Sifat elektronegatif atom oksigen yang sangat tinggi lebih
lanjut mengakibatkan terbentuknya ikatan hidrogen antar molekul air yang sangat
kuat pula. Atom-atom hidrogen dengan muatan positif parsial akan tertarik
secara kuat oleh atom oksigen dari molekul air tetangga oleh ikatan hidrogen. Jadi,
dalam molekul air setiap atom oksigen mampu membentuk dua ikatan hidrogen dari
ke dua pasang elektron mandiri tersebut. Oleh ikatan hidrogen molekul-molekul air ini dalam fasa cair
bergerombol dengan jumlah molekul yang bervariasi bersama-sama dengan beberapa
molekul lain yang tidak bergabung. Model keseimbangan dinamik menjelaskan
adanya keseimbangan antara molekul-molekul gerombol dengan molekul-molekul
terpisah sehingga selalu terjadi pemutusan sekaligus penggabungan
molekul-molekul air secara terus menerus.
Dalam fasa padat (es) molekul-molekul air tertata rapi pada posisi
yang sudah fiks(pasti permanen) oleh ikatan hidrogen. Tiap atom oksigen
dikelilingi oleh empat atom hidrogen, dua diantaranya dengan ikatan kovalen dan
dua yang lain dengan ikatan hidrogen. Ke empat atom hidrogen ini juga diikat
lebih lanjut dengan empat atom oksigen (dari empat molekul air) yang lain.
Bentuk ikatan demikian ini terulang berkelanjutan secara tiga dimensi membentuk
struktur terbuka semacam sarang lebah.
Ikatan hidrogen antar molekul-molekul air
sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Tanpa ikatan hidrogen, air akan
mencair kira-kir a-100oC dan mendidih -900C. Ikatan
hidrogen mengakibatkan sifat keanehan (abnormal) yang sangat jarang ditemui
yaitu fasa cair lebih rapat dari pada padatnya.
Bagi hampir semua senyawa, molekul-molekul terkemas lebih rapat pada
fasa padatnya dari pada fasa ccairnya. Andaikata hal ini terjadi pada air baik
di laut, danau maupun di sungai di dunia ini, maka ketika temperatur turun
hingga dibawah titik beku air, air akan membeku mulai dari bawah, dan akibatnya
segala makhluk / organissme di dalam air tidak akan tahan hidup dalam
lingkungan demikian ini. Untungnya kerapatan es lebih kecil daripada cairannya
sehingga lapisan es yang senantiasa berada di atas permukaan justru menjaga air
dibawahnya tetap dalam fasa cair.
Sifat abnormal air tersebut berkaitan
dengan struktur es yang terbuka. Oleh karena adanya jaringan ikatan hidrogen.
Pada saat meleleh, beberapa ikatan hidrogen terputus dan sebagian struktur
terbuka menjadi runtuh. Perubahan ini menaikkan rapatan (densitas) cairan.
Rapatan mencapai maksimum pada 40C. Pada titik ini naiknya kerapatan
yang disebabkan oleh runtuhnya kluster(gerombolan) ikatan hidrogen dalam
molekul-molekul air diatas oleh turunnya kerapatan yang disebabkan oleh
naikknya gerak molekul sebagai akibat dari naiknya temperatur.
Prinsip Le Chaterlier menunjukkan bahwa fasa
yang lebih rapat diunggulkan oleh kenaikkan tekanan. Jadi untuk air, pengaruh
naiknya tekanan terhadap fasa padatan (es) yang lebih rendah kerapatannya.
Hidrogen dapat dibuat dari proses
elektrolisis air dengan menggunakan suplai energi yang dapat diperbaharui misalnya angina,
hydropower, atau turbin. Dengan cara elektrolisis maka produksi yang dijalankan
tidak akan menghasilkan polusi. Proses elektrolisis menjadi salah satu proses
yang memiliki nilai ekonomi yang murah dibandingkan dengan menggunakan bahan
baku hidrokarbon. Salah satu teknik elektrolisis yang mendapatkan perhatian
cukup tinggi adalah elektrolisis dengan menggunakan tekanan tinggi dalam teknik
ini elektrolisis dijalankan untuk menghasilkan gas hidrogen dan oksigen dengan tekanan
sekitar 120-200 Bar. Teknik lain adalah dengan menggunakan elektrolisis temperatur
tinggi dengan teknik ini konsumsi energy untuk proses elektrolisis sangat
rendah sehingga bias meningkatkan efisiensi hingga 50%. Proses elektrolisis
dengan menggunakan metode ini biasanya digabungkan dengan instalasi reactor
nuklir disebabkan karena bila menggunakan sumber panas yang lain maka tidak
akan bias menutup biaya peralatan yang tergolong cukup mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar